Apakah Produk Homogen Adalah Bencana?

Produk homogen adalah

Produk homogen adalah bukti lemahnya inovasi, dan apatisnya pasar. Dalam artikel berikut, kami ulas pengertian homogen, serta contoh barang, dan artinya produk tersebut di mata konsumen.

Apa Itu Produk Homogen?

Apakah menurut kamu, Bakso sama halnya dengan Nasi Goreng? Keduanya sama-sama makanan, tentu dibeli untuk dimakan agar perut tidak lagi terasa lapar. Apakah ini gambaran pengertian Homogen?

1. Produk Homogen

(via: Jurnaljabar.com)

Homogen artinya memiliki jenis, atau varian, sifat, watak, dan beragam hal lain yang serupa. Bila merujuk Bakso dan Nasi Goreng sebelumnya, sungguh keduanya berbeda, meski tujuannya sama, untuk ‘dimakan’, atau berupa ‘makanan’.

Lantas apa itu Homogenous Product? Pengertian dari Produk Homogen adalah barang maupun jasa, tanpa karakteristik unik yang mampu membedakannya dengan hal yang serupa, sehingga dapat memuaskan pembeli dengan cara yang sama.

Mungkin agar kamu lebih memahami dan mendapat gambaran, contoh barang Homogen yang paling relevan adalah Beras.

Antara merek Beras satu dengan yang lainnya, dari segi warna kesemuanya hampir sama (putih), dari kemasan pun serupa (dalam karung), cara mengolahnya mirip (dikukus, direbus), kegunaannya sama (makanan pokok), dapat diakses di tempat yang sama (pasar, swalayan), serta dijual dalam format yang sama (per kilogram).

Sehingga, bila kamu kesulitan mencari satu jenis beras, kamu akan dengan mudah berganti (subtitusi) ke merek lainnya yang tersedia. Pertimbanganmu pun tidak akan sulit, mungkin hanya sebatas ‘mana yang lebih murah’, atau yang semirip mungkin (aroma atau teksturnya).

Maka bisa disimpulkan, bahwa barang Homogen ini tidak memiliki loyalitas konsumen yang tinggi, karena dengan mudah keberadaannya tergantikan.

2. Produk Heterogen

Bila kita kembali pada perbandingan antara Bakso dan Nasi goreng, keduanya lebih tepat dianggap sebagai Produk Heterogen.

Produk Heterogen adalah barang atau jasa yang memiliki fungsi yang sama dengan produk lainnya, namun memiliki elemen yang berbeda, yang dapat membedakannya antara satu produk dengan produk yang lain.

Sebagai contoh dalam kategori Barang Heterogen adalah Ayam Geprek, di antara Olahan Ayam lainnya, baik itu Ayam Pecel, Fried Chicken, dan lainnya.

Kesemuanya memiliki kesamaan (berbahan dasar ayam, tetap dihidangkan dengan nasi, bersifat sebagai lauk), namun cara mengolahnya berbeda (digeprek), punya persepsi di mata konsumen yang berbeda (cenderung pedas, cenderung tradisional dibanding Fried Chicken).

Sebagai konsumen, kamu akan merasa kedua sajian ini sangatlah berbeda, tapi bila tidak ada Ayam Geprek, kamu belum tentu memilih Fried Chicken. Tidak semudah kamu mengganti merek Beras (contoh barang Homogen sebelumnya).

Maka, meski keduanya sama jenisnya (berupa sajian makanan), di mata konsumen tidak selamanya bisa tergantikan, karena dianggap berbeda.



3. Produk Terdiferensiasi

(via: Gayasehatku.com)

Produk Heterogen sering dikaitkan dan dianggap sama, dengan Produk Terdiferensiasi, padahal keduanya sangatlah berbeda.

Produk Terdiferensiasi adalah barang atau jasa yang unik, dibuat dengan memiliki daya beda dari pesaing lainnya, dan persepsi dibenak konsumen tentu berbeda dengan produk lainnya.

Sebagai contoh, barang yang terdiferensiasi adalah Yakult. Coba sebutkan, minuman probiotik selain Yakult, apakah bisa kamu menyebutkan selain ini? Tentu tidak.

Yakult melekat keras di benak kita sebagai satu-satunya minuman probiotik yang ada di pasaran. Meski memiliki kesamaan dengan produk sejenis lainnya (minuman), dan dikemas dalam kemasan berbahan serupa (botol plastik), serta bisa diakses di tempat yang sama (minimarket, swalayan, warung klontong).

Tetapi tujuan, dan fungsi dari minuman ini yang digagas sebagai ‘minuman prebiotik’, jelas memiliki daya beda yang sangat signifikan, bila dibandingkan dengan Teh Botol Sosro, Coca Cola, Kratingdaeng, dan ragam minuman lainnya.

Mengapa merek ini melekat keras di benakmu sebagai ‘satu-satunya’ minuman prebiotik? Karena daya beda yang dimilikinya hampir tidak dimiliki oleh minuman kemasan lainnya.

Sehingga kamu dengan mudah mencari barang ini, dan tidak akan berganti ke minuman lainnya, karena fungsinya berbeda dan tidak dapat tergantikan.

Contoh lain perbedaan barang Homogen dan Terdiferensiasi lainnya adalah, produk susu yang tidak pernah dianggap langka. Tapi beda hal dengan Bear Brand, selama Pandemi COVID-19.

Hal tersebut, dikarenakan persepsi konsumen terhadap Bear Brand sebagai olahan susu terbaik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, sangatlah tinggi.

Hampir tidak ada satu pun pesaing di lini produk susu, yang mampu mengalahkan brand dengan logo beruang tersebut. Inilah bukti nyata, dimana Produk Terdiferensiasi sangatlah powerfull.


4. Karakteristik Produk Homogen

(via: Iniduniamaya.blogspot.com)

Pertama, Homogenous Product umumnya muncul di Pasar Persaingan Sempurna. Umumnya, bila ada pembeda, tarafnya tidaklah signifikan, hanya berupa perbedaan kemasan, iklan, maupun bentuk promosi lainnya.

Pasar Persaingan Sempurna ialah pasar dimana penjual dan pembeli sama banyaknya. Sehingga kedua belah pihak tidak dapat secara langsung mempengaruhi harga, karena pasar itu sendiri lah yang telah menentukan harga.

Disini, persaingan murni tidak terjadi, karena tidak ada kompetisi langsung antar produk. Karena dari segi harga perbedaannya hanyalah sedikit. Pun dari segi kualitas, tidak jauh berbeda.

Kedua, bila ada kelangkaan, atau tidak bisa diakses, maka produk tersebut akan dengan amat mudah disubtitusi secara sempurna oleh produk lainnya.

Kepuasan yang didapat dari konsumsi produk pengganti tersebut juga kurang lebih sama. Bahkan, bila produk tersebut tidak dijual dalam suatu kemasan khusus, bisa jadi konsumen tidak mengetahui perbedaannya.

Salah satu gambaran sempurna dari karatkeristik ini adalah produk Semen. Yang bahkan, tanpa adanya kemasan (sak), tentu kamu tidak akan pernah tahu merek apakah Semen tersebut.

Ketiga, loyalitas konsumen teramat minim. Seperti contoh barang Homogen dalam industri Rokok. Ketika harga Marlboro (merah) kini telah mencapai Rp 35.000 per bungkus (harga di Jakarta). Banyak konsumen yang beralih ke merek rokok yang lain.

Sehingga bisa dipastikan, bahwa yang dipertahankan konsumen adalah pola konsumsinya. Namun tidak dengan kecintaannya terhadap merek itu sendiri. Sehingga dengan mudah terganti.

Keempat, karena produsen tidak memiliki kekuatan tunggal untuk merubah harga pasar, maka umumnya mereka mengambil harga pasar, sebagai acuan harga jual produk.

Dalam pengertian karakteristik Homogen ini, bisa dikatakan bahwa suatu brand sepenuhnya berserah diri pada kondisi pasar. Ketika terjadi anjlokan harga, maka mereka akan mengikutinya.

Produsen tidak akan mampu berdiri sendiri ketika ada perubahan harga pasar. Layknya kejadian minyak goreng di waktu lalu, pasca stock sudah dianggap ‘kembali’. Harga pun turut jatuh ke tempatnya semula.


Baca Juga:

Penutup

Demikianlah sedikit penjasalan tentang Produk Homogen, Heterogen dan Produk Terdiferensiasi. Kesemua kategori produk ini ada di kehidupan sehari-hari kita. Namun, tidak semuanya mampu ‘bertahan’ di benak kita, karena sifatnya yang Homogen itu.