Dana pensiun adalah suatu hal yang belakangan sering dibicarakan, namun dianggap sebagai hal yang mustahil untuk dicapai. Mengingat, gaya hidup kian konsumtif seiring jaman modern saat ini. Apa sebenarnya fungsi dana pensiun?
Dana Pensiun Adalah Hal Mustahil, Benarkah Demikian?
Dear kaum milenial! Kata Bu Sri Mulyani, ayo kurangi jalan kopi untuk disisihkan ke dana pensiun. Begini penyampaiannya:
via @detikfinance https://t.co/6yrZhich3b— detikcom (@detikcom) September 26, 2018
Belum lama, banyak milliarder muda yang timbul ke permukaan. Sebut saja Raymond Chin, Steven ‘Crazy Rich Surabayans‘, dan banyak lagi sosok lainnya, yang begitu sukses di usia muda.
Bagi mereka yang telah mengantongi miliaran rupiah semenjak muda, rasanya masa depan atau masa tua, tidaklah semenakutkan itu.
Tapi, bagi banyak kaum millenials lainnya, masa tua begitu menghawatirkan, ditengah banyak gojak ketidakpastian yang melanda ekonomi Indonesia, belakangan ini.
Mulai dari perusahaan start up hingga teknologi melakukan penyesuaian terhadap ekonomi global dengan me-PHK karyawannya.
Berikut 3 perusahaan yang melakukan PHK:
1. Shopee Indonesia
2. Tokocrypto
3. Indosat Ooredo Hutchinson pic.twitter.com/IxwxlSHZka— detikcom (@detikcom) September 26, 2022
Banyakya PHK, isu resesi, kenaikan BBM, dan isu mengkhawatirkan lainnya tentu membuat kepastian di masa depan, jadi hal yang perlu dipertanyakan.
Terlebih, gaya hidup konsumtif di era modern ini membuat konsep ‘tenang di masa tua’ dan dana pensiun, dianggap layaknya sebuah mitos.
Bila kini para millenials sedang berada pada fase produktifnya (20 – 40 tahun), apa yang terjadi dalam 10 waktu kedepan? Bila, tidak ada ‘modal’ pensiun yang dipersiapkan.
Merujuk hasil penelitian Raj Chetty (2015), seorang peneliti dari Harvard University. Ditemukan ada perbedaan umur sebesar 14 tahun, antara lansia yang kemampuan finansialnya baik, dengan mereka (lansia) yang tidak berkecukupan.
Well, perbedaan yang signifikan bukan? Jadi, bila kamu ingin berumur lebih panjang, mungkin kamu harus pertimbangkan soal dana pensiun ini lebih baik lagi sih.
1. Apa Itu Dana Pensiun?
Secara konteks, dana pensiun adalah sejumlah aset maupun uang yang dihimpun dengan tujuan khusus untuk dimanfaatkan seseorang ketika telah mencapai usia pensiun, atau ketika tidak memungkinkan lagi bekerja, baik dalam konteks umur, maupun kondisi (cacat) tertentu.
Namun, merujuk pada pengertian dana pensiun oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan, dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program, yang menjanjikan manfaat pensiun.
Jadi, dari dua pengertian dana pensiun di atas, ada kesamaan yang kita tarik, yakni ‘manfaat‘ suatu dana di masa pensiun. Untuk gambaran lebih jelasnya, kamu bisa simak beberapa jenisnya di bawah ini.
2. Jenis Dana Pensiun
2. 1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah program pensiun yang diselenggarakan oleh perorangan atau badan usaha, yang mempekerjakan karyawan, dalam pendirian suatu perusahaan.
Nah, program pensiun ini, termasuk dalam Program Iuran Manfaat Pasti (PMMP), yang diambil dari gaji karyawan selama bekerja, untuk dikumpulkan ke dalam satu account.
Dimana ketika karyawan tersebut resign, atau pensiun, jumlah uang dalam account tersebut dapat diberikan pada karyawan itu. Namun pastinya, harus sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. 2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah lembaga yang dibentuk oleh bank, maupun berupa perusahaan asuransi jiwa, dan tentunya disahkan oleh Menteri Keuangan.
DPLK ini menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP), dimana meski iuran diambil dari gaji, tetapi pengelolaan sepenuhnya berada di tangan pihak ketiga, yakni lembaga DPLK itu sendiri, bukan perusahaan.
Nilai uang yang terkumpul akan diinvestasikan, dan return (keuntungan) akan langsung dikembalikan pada karyawan tersebut. Adapun, terdapat tiga jenis pensiun yang diperuntukkan dengan DPLK ini, yaitu:
- Pensiun normal, ialah pensiun pada karyawan yang telah mencapai masa (umur) pensiun, umumnya 55 tahun
- Pensiun dipercepat, ialah pensiun yang dikarenakan alasan tertentu, baik itu PHK, pensiun muda, dan lainnya
- Pensiun cacat, merujuk pada pensiun karena adanya dampak cacat permanen, yang disebabkan oleh kecelakaan kerja
2. 3. JHT BPJS Ketenagakerjaan
JHT BPJS Ketenagakerjaan ialah program manfaat yang dikelola oleh Pemerintah, melalui instansi BPJS. Dimana, dalam program manfaat ini, iuran ditanggung bersama oleh perusahaan, maupun karyawan.
Umumnya, pembayaran akan diambil dari gaji karyawan, sebesar 3,7%. Kemudian, pihak perusahaan menambahkan 2% lainnya, dan total dari kedua nilai tersebut disetorkan oleh perusahaan kepada BPJS.
Sebagai contoh, bila gaji pokok kamu sebesar Rp 4.000.000, maka perusahaan umumnya menggaji kamu sebesa Rp 4.228.000, dimana nilai Rp 228.000 akan dibayarkan perusahaan ke BPJS Ketenagakerjaan.
Kamu akan menerima nilai akumulasi, dari total besaran yang kamu bayarkan selama bekerja di satu perusahaan.
Ketika kamu telah capai umur 56 tahun dan masuk usia pensiun, atau ketika meninggal dunia, maupun mengalami cacat permanen, serta PHK, maka uang yang terakumulasi akan diberikan padamu (syarat dan ketentuan berlaku).
Perlu diketahui pula, BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan memiliki fungsi dan proses pembayaran yang terpisah. Mungkin saja, di suatu perusahaan membayarkan keduanya, meski umumnya hanya membayarkan BPJS Ketenagakerjaan saja.
2. 4. Tabungan Pensiun
Tabungan pensiun yang kami maksud disini ialah bisa berupa program khusus yang ditawarkan oleh pihak bank tertentu, ataupun tabungan pribadi yang dikhususkan pemanfaatannya oleh dirimu sendiri.
Untuk produk perbankan khusus tabungan pensiun, hingga kini bank BTPN dan Bank Syariah Indonesia (BSI) masih menyediakan layanan serupa.
Sedangkan, untuk tabungan pribadi, tentu tidak dibutuhkan program khusus, cukup kamu membuka rekening saja. Tapi yang bisa dipastikan, kamu hanya memastikan nilainya, tapi tidak ada gain signifikan (flat).
3. Cara Hitung Dana Pensiun
Dana pensiun adalah nilai uang yang diharapkan dapat memenuhi segala kebutuhan hidup di masa tua. Tentu kebutuhan hidup ada banyak macamnya.
Tetapi, bisa diasumsikan bahwa kebutuhan hidup tersebut ialah biaya day to day, maupun uang yang dikeluarkan untuk kebutuhanmu selama sebulan.
Nah, tidak ada rumus pasti tentang bagaimana menghitung biaya yang dibutuhkan selama perbulan, di masa tua tersebut. Namun, secara sederhana bisa kamu asumsikan, biaya hidupmu kini, dengan masa tuamu nanti. Maka didapati rumus:
Dana pensiun adalah (biaya hidup per bulan) x (jumlah bulan dalam setahun) x (estimasi usia maksimal – usia pensiun)
Bila kamu pensiun di umur 55 tahun, dan estimasi kamu akan hidup hingga 80 tahun, maka selisih 25 tahun itulah yang perlu disiapkan ‘modalnya’.
Maka, bila biaya hidupmu per bulan saat ini Rp 5 juta rupiah, maka akan didapati nilai berikut untuk pensiun hingga usia 80:
Rp 5 juta (biaya hidup per bulan) x 12 bulan (jumlah bulan dalam setahun) x 25 tahun (estimasi usia maksimal – usia pensiun) = Rp 1,5 milyar
Perlu diingat, bahwa tiap tahun mungkin saja ada kenaikan bahan pangan, biaya rumah sakit, dan semacamnya, yang akan berpengaruh pada peningkatan biaya hidup perbulan. Maka angka tersebut, mungkin saja tidak cukup.
4. Sumber ‘Modal’ Pensiun
Untuk konteks BPJS, DPPK, dan DPLK, tentu kami tidak perlu bahas lebih jauh lagi ya, karena sumbernya sudah jelas diambil secara sistemik (tidak kamu bisa dari gaji.
Nah, kami ingin bahas tentang poin terakhir, mengenai sumber pendanaan. Mengingat fungsi dan manfaat dana pensiun sangatlah krusial, bila mengandalkan dari 3 program di atas, tentulah tidak akan cukup.
Kamu membutuhkan sumber pendanaan lain, agar manfaat dana pensiun kamu bisa terpenuhi. Ada baiknya kamu menerapkan beberapa langkah berikut ini:
4. 1. Mencatat Pengeluaran
Bila kita terbiasa menganalisa pengeluaran sebatas ‘sisa saldo’ saja, jelas setiap bulannya mungkin tidak ada yang tersisa dari gajimu tiap bulannya.
Dengan mencatat pengeluaran, kamu akan mengetahui kemana saja uangmu tersebut akan dibalanjakan.
Tentunya, pencatatan harus mendetail, baik itu sekedar uang parkir (maka bisa kamu genapi menjadi lebih besar), atau bahkan biaya sewa kost, yang saat ini kamu tempati.
Makin detail kamu mencatat, maka makin baik. Kamu juga bisa gunakan aplikasi mobile untuk membantumu. Dimana, kini telah banyak tersedia secara gratis di Google Play Store maupun App Store.
4. 2. Memisahkan kebutuhan dan keinginan
Meski terdengar klise, namun dengan kesadaran diri tentang manfaat dan fungsi dana pensiun, kami harap kamu juga bisa bedakan antara kebutuhan dan keinginan, yang bisa kamu bedakan berikut ini:
- Kebutuhan bersifat mutlak, dan final. Bisa disebut dengan hal-hal operasional, untuk hidup selama sebulan
- Keinginan ialah segala hal yang sifatnya tambahan, dan terkait dengan emosionalitas tertentu (senang, nyaman, nikmat, dan lainnya)
Maka, dari proses pencatatan tadi, kamu bisa mengeliminir hal-hal yang bersifat keinginan. Dengan harapan, ada uang yang tersisa, untuk bisa kamu alokasikan ke hal yang lebih penting.
4. 3. Mengalokasikan penghasilan sebagai saving
Dari proses pencatatan, dan dilanjutkan dengan mengurangi hal-hal yang tidak memiliki urgensi, alias tidak perlu, maka uangmu akan tersisa.
Sisa dari gaji itulah, yang sebaik-baiknya bisa ditabung (saving). Demi, mencapai manfaat dana pensiun, yang punya target milliaran rupiah tadi.
Bila tidak ada yang tersisa dari gajimu, untuk menyentuh Rp 1,5 miliar perlu waktu berapa lama? Jelas tidak akan pernah sampai.
4. 4. Menetapkan instrumen investasi yang sesuai
Bila kamu merasa bahwa ‘menabung’ kurang agresif, dan mungkin tidak akan mampu mencapai target dana pensiun miliaran rupiah tadi, ada baiknya kamu pertimbangkan untuk alokasikan uang tersebut untuk berinvestasi.
Ingat, ada beberapa instrumen, yang di tiap instrumen tersebut menempel pula risiko (risk) dan keuntungan (reward). Secara umum, ada beberapa instrumen yang perlu kamu pertimbangkan, meliputi:
- Saham, instrumen yang cukup fluktuatif (cukup berisiko), memiliki dua potensi yakni dividen (pembagian keuntungan perusahaan) dan capital gain (didapat dari kenaikan harga saham), memiliki potensi keuntungan yang paling tinggi
- Obligasi, instrumen yang relatif aman, bila yang dimaksud ialah surat hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah, keuntungannya tetap dan pasti (hampir tidak ada risiko, kecuali negara bangkrut)
- Reksadana, instrumen yang cukup moderat (di tengah) terkait risikonya, secara sederhana disini kamu mempercayakan uangmu ke manajer investasi, untuk dikelola dananya, risk dan reward umumnya telah ‘diinformasikan’ di awal
- Deposito, umumnya menawarkan keuntungan yang sudah ditetapkan di awal, dan disepakati oleh pihak bank dan nasabah, cukup minim risiko, namun keuntungan tidak akan pernah sebesar saham
- Emas, sifatnya hanya menetapkan nilai, gain yang didapat sangat butuh waktu panjang, cenderung minim risiko (kecuali dijual kembali dalam waktu dekat)
Langkah terakhir terkait pengumpulan ‘modal’ dana pensiun adalah melakukan evaluasi dari dua langkah yang sebelumnya kamu lakukan, yaitu menabung dan berinvestasi.
Bila kita bisa sebut, menabung hanyalah menetapkan nilai, dan menjaganya agar diharapkan tidak berkurang. Maka, pada langkah tersebut, kamu jangan berharap mendapat gain.
Sehingga, bila menabung dirasa tidak cukup, dan kamu alokasikan uang tersebut untuk berinvestasi, maka evaluasilah performa investasi kamu.
Penutup
Dana pensiun adalah suatu hal yang diusahakan, bukan didapatkan. Maka, kamu perlu berusaha lebih untuk mendapat hal tersebut. Karena, selalu ada harga yang harus dibayar, untuk nyaman di masa tua nanti. Selamat mencoba!